Selasa, 26 April 2016

6 Tim Yang Hanya dan Terlalu Mengandalkan Kiper

Tim yang memiliki kolektivitas bermain sulit ditaklukkan, dan kerap menghasilkan prestasi di akhir musim.
Dalam sepak bola modern, hasil akhir pertandingan tak jarang ditentukan oleh satu pemain, yang memiliki kemampuan melebihi rekan setimnya.

Pemain tersebut tak mesti harus seorang striker, gelandang, atau bek, bahkan kiper juga dapat melakukannya. Penjaga gawang kerap tidak mendapatkan banyak pujian setelah laga berakhir, padahal jika dilihat kembali jalannya pertandingan. Sebagian kiper klub menampilkan aktraksi hebat ketika menepis peluang lawan, dan menjaga gawang tetap clean sheet.

Tim yang memiliki ketergantungan dengan mengandalkan kipernya,  merupakan indikasikan jika pertahanan yang dimiliki tim tersebut buruk alias rapuh dan mudah diterobos lawan. Kondisi tersebut juga bisa berakibat fatal jika sang kiper sudah terlalu lelah akibat bekerja keras untuk mengamankan gawangnya.

Berikut 6 Tim Yang Hanya dan Terlalu Mengandalkan Kiper versi FTS90.

1.) Arsenal  ( Petr Cech )


Pelatih Arsenal, Arsene Wenger membeli Petr Cech dari Chelsea untuk bermain di posisi kiper Arsenal, setelah pada beberapa musim sebelumnya ditempati oleh kiper yang bisa dibilang minim pengalaman seperti Wojciech Szcesny, Vito Mannone, dan Lukasz Fabianski.

Baru semusim dibeli dari Chelsea, Cech yang sudah berpengalaman dan meraih banyak prestasi bersama Chelsea langsung membawa The Gunners bersaing memperebutkan gelar juara Premier League, terakhir kali diraih Arsenal pada 2004.

Ucapan dari kapten Chelsea, John Terry, yang berkata: “memiliki Cech sama saja memberikan banyak poin kepada klub benar adanya”. Inkonsistensi duet bek Arsenal yang dihuni Laurent Koscielny, Gabriel Paulista, dan Per Mertesacker terbantu dengan penyelamatan krusial Cech dalam beberapa laga.

2.) Spanyol ( Iker Casillas )


Apakah Anda masih ingat pada pembukaan Piala Dunia 2014? Laga pembuka tersebut mempertemukan Spanyol melawan Belanda, dimana Tim Oranje membabat habis sang juara bertahan dengan skor telak 5-1, pada 14 Juni 2014. Kekalahan memalukan ini membuat La Furia Roja menjadi juru kunci Grup B.
Seperti dilansir salah satu media, banyak kesalahan yang dilakukan Vicente Del Bosque, sehingga membuat langkah Spanyol dianggap telah terhenti. Salah satu faktor penyebab hal tersebut adalah Timnas Spanyol terlalu mengandalkan Casillas.
Mantan pemain Real Madrid ini menjadi salah satu biang kekalahan telak Spanyol atas Belanda. Beberapa kesalahan dilakukan kiper Porto itu sehingga menyebabkan lahirnya gol untuk timnas Belanda. Salah satu kesalahan Del Bosque adalah terlalu mengandalkan sosok Casillas, padahal dua kiper lainnya yakni David De Gea dan Pepe Reina tampil mengesankan bersama klub mereka.

3.) Manchester United ( David de Gea )

 

Sudah tidak diragukan lagi. Jika bukan David de Gea yang berada di bawah mistar gawang United, bisa jadi The Red Devils berada jauh di papan tengah klasemen Liga Inggris. Pasalnya penyelamatan kiper bernegara Spanyol itu seharga tiga poin bagi United.

Maka tidak salah jika fans United sangat ingin De Gea tetap bermain di Old Trafford, meski Real Madrid sangat bernafsu ingin mendatangkannya ke Santiago Bernabeu. Dengan refleksnya yang bagus, De Gea merupakan pemain terbaik United yang konsisten menjaga gawang tim.

Bukti nyata penyelamatan-penyelamatan krusial De Gea terlihat saat United kalah 0-2 dari Liverpool di leg pertama 16 besar Europa League. De Gea menjaga asa United untuk membalikkan keadaan di leg kedua yang berlangsung di Old Trafford. Jika saja saat itu bukan ia kipernya, bisa jadi United kebobolan lebih dari dua gol.

4.) Swansea City ( Lukasz Fabianski )

 

Kiper yang dibuang oleh Arsene Wenger dari Emirates, Lukasz Fabianski justru bersinar bersama Swansea City. Meski saat ini The Swans dalam misi menjauh dari zona degradasi di bawah asuhan Francesco Guidolin, tapi peran Fabianski tak kalah hebatnya dengan ketangguhan bek sekaligus kapten tim, Ashley Williams.

Fabianski bermain di seluruh laga Swansea saat ini hingga pekan 30 Premier League dan melakukan 81 penyelamatan. Hal itu membuat para fans Swansea ingin jika ia bertahan di Swansea.

5.) AC Milan ( Gianluigi Donnarumma )


AC Milan sejauh ini lebih heboh di bursa transfer musim panas, ketimbang perjalanan di Serie A yang naik turun. Rossoneri mendatangkan Carlos Bacca, Luiz Adriano, Alessio Romanogli, Andrea Bertolacci dan pemain lainnya.

Namun di antara pembelian itu, justru nama kiper lulusan akademi klub AC Milan yang bersinar ktimbang rekrutan anyar, dia adalah Gianluigi Donnarumma. Memulai debut di usia 16 tahun, hingga kini di usianya yang baru berumur 17 tahun.

Pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic sangat memercayai kualitasnya meskipun ia minim pengalaman. Dan Donnarumma membayar kepercayaan itu dengan menyingkirkan seniornya seperti Diego Lopez, dan Christian Abbiati.

Ketika banyak pengamat sepak bola Italia meragukan ketangguhan pertahanan Milan, Donnarumma kerap muncul sebagai pahlawan menjaga gawang peraih tujuh trofi Champions League dengan sejumlah clean sheet yang berhasil ia lakukan bersama AC Milan musim ini.

6.) Inter Milan ( Samir Handanovic )

 

Pemain yang dibeli dari Udinese pada 2012, Samir Handanovic, memberikan keuntungan untuk Inter dengan penyelamatan-penyelamatan krusial. Kiper Slovenia berusia 31 tahun selalu jadi pilihan utama La Beneamata, meski kursi pelatih selalu berganti dari Andrea Stramaccioni, Walter Mazzarri, hingga Roberto Mancini saat ini.

Julukan kiper spesialisasi tendangan penalti merupakan status yang diberikan kepadanya. Handanovic tak hanya hebat dan tenang dalam melakukan penyelamatan, namun juga kerap melakukan penyelamatan penalti dan menghindarkan Inter dari kekalahan.


Itulah 6 Tim Yang Hanya dan Terlalu Mengandalkan Kiper versi FTS90.

Baca Juga :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar