Selasa, 28 Juni 2016

5 Pemain Dengan Selebrasi Paling Nyeleneh dan Kontroversial

Selebrasi merupakan hal wajib bagi pemain sepak bola setelah berhasil mencetak gol. Dari sekian banyak selebrasi, ada juga selebrasi unik yang dilakukan oleh beberapa pesepakbola.

Bagi seorang pemain, mencetak gol dan berhasil membawa tim yang dibela meraih kemenangan merupakan hal membanggakan dan merupakan tujuan dari semua pesepakbola. Maka dari itu, demi bisa mencatatkan namanya di papan skor, semua pesepakbola akan memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk berhasil mencetak gol dan membawa kemenangan untuk timnya.

Berbagai gaya dikeluarkan setelah mencetak gol mulai dari berteriak, berlari ke arah suporter, memeluk rekan satu tim dan lain sebagainya.

Namun ada juga beberapa selebrasi nyeleneh bahkan hingga menimbulkan kontroversial yang dilakukan pesepakbola.
Berikut 5 Pemain Dengan Selebrasi Paling Nyeleneh dan Kontroversial.

1. Mario Balotelli

 


Balotelli adalah salah satu pemain yang dimiliki Italia. Namun, skill mumpuni yang dimiliki mantan pemain Manchester City ini kalah dibandingkan aksi konyol nya di dalam ataupun luar lapangan.

Salah satu aksi konyolnya adalah saat masih bermain untuk City dengan melakukan selebrasi saat memetik kemenangan 6-1 atas Manchester United di Old Trafford, 23 Oktober 2011. Super Mario bermain sejak menit pertama, Balotelli berhasil mencetak gol pada menit ke 22 dan 60.

Saat mencetak gol pembuka pesta kemenangan The Citizens, Balotelli membuka jersey nya dan memperlihatkan kaos dalam bertuliskan "Why Always Me?". Hal itu dilakukan mantan pemain Inter Milan dan AC Milan tersebut sebagai sindiran kepada media Inggris yang sering membuat berita negatif tentang dirinya.


2. Luis Suarez


Penyerang timnas Uruguay ini tak pernah lepas dari aksi kontroversi ketika sebelum pindah ke Barcelona. Salah satu aksi kontroversinya di lapangan adalah saat melakukan selebrasi usai membobol gawang Everton di pertandingan pekan ke-9 Liga Primer Inggris saat itu ia masih bermain bersama Liverpool, pada 28 Oktober 2012.

Pada peertandingan yang berlangsung di Stadion Goodison Park tersebut, Suarez berhasil mencetak gol ke gawang Everton pada menit ke-14. Pemain berjuluk El Pistolero itu berlari ke arah bench The Toffees, sembari menjatuhkan diri seolah tengah melakukan aksi diving.

Selebrasi tersebut diyakini sebagai aksi balasan Suarez terhadap komentar pelatih Everton saat itu, David Moyes sebelum pertandingan. Moyes menyoroti reputasi Suarez sebagai pemain yang sering melakukan diving.
Namun, pada pertandingan tersebut Liverpool ditahan imbang dengan skor 2-2.


3. Emmanuel Adebayor


Pemain asal Togo ini memilih hengkang dari Arsenal dan hijrah ke Manchester City pada musim panas 2009. Mendapat gaji besar adalah salah satu alasan Adebayor untuk angkat kaki dari Emirates Stadium ke Etihad Stadium. Keputusannya itu mendapat cemoohan dan kritikan dari para suporter Arsenal.

Dia akhirnya berjumpa dengan mantan klubnya pada 12 September 2009. Pada pertandingan yang digelar di Emirates Stadium tersebut, The Citizens sukses meraih kemenangan dengan skor 4-2. Dan Adebayor berhasil menyumbang satu gol pada menit ke-80.

Setelah mencetak gol dengan sundulan, pemain 30 tahun tersebut berlari dari ujung lapangan ke ujung lapangan tempat di mana fans Arsenal berada. Dia berlutut sembari membentangkan tangannya di hadapan para fans Arsenal.

Selebrasi nyeleneh Adebayor tersebut mengundang kemarahan fans Arsenal. Akibatnya, sepanjang pertandingan fans Arsenal menghina mantan pemain Arsenal itu. Meski pada akhirnya meminta maaf, namun Adebayor yang kini membela Tottenham Hotspur diskorsing dua pertandingan dan denda 20 ribu poundsterling.


4. Stephen Ireland


Nama Ireland cukup terkenal saat membela Manchester City di waktu 2005 hingga 2010. Meski tak sekalipun mempersembahkan gelar juara, namun pemain kelahiran 22 Agustus 1986 ini adalah salah satu pemain penting di lini tengah The Citizens.

Dari 23 gol yang dicetak bersama Man City, Ireland pernah sekali melakukan selebrasi unik. Dan itu dilakukannya saat melawan Sunderland di laga Liga Primer Inggris, 5 November 2007.

Menerima umpan lambung Darius Vassel dari sisi kiri, Ireland langsung mengirimkan bola ke dalam gawang Sunderland dengan tendangan voli pada menit ke-67. Setelah mencetak gol, Ireland berlari dan menurunkan celananya. Akibatnya, pakaian dalam Ireland dengan logo Superman terlihat jelas. Beruntung, ia tidak mendapatkan sanksi dari FA.


5. Robbie Fowler



Fowler adalah salah satu pesepakbola yang jarang melakukan aksi kontroversial baik di dalam maupun luar lapangan. Namun, ia pernah melakukan selebrasi nyeleneh yang masih diingat sampai sekarang, yaitu saat bermain bersama Liverpool pada pertandingan melawan Everton di laga lanjutan Liga Primer Inggris musim 1998/99.

Sebelum pertandingan yang digelar di Stadion Goodison Park, pada 3 April 1999, Fowler ditimpa isu tak sedap. Legenda The Reds ini dituding pendukung The Toffees sebagai pengguna kokain. Tuduhan itu pun membuat kuping Fowler panas.


Setelah mencetak gol pembuka untuk The Reds melalui tendangan penalti pada menit ke-15, Fowler seketika melakukan selebrasi dengan menghirup garis putih di dekat gawang seolah-olah itu adalah kokain. Kendati sukses membawa Liverpool menang 3-2, namun selebrasi provokatif tersebut membuat pemain yang kini berusia 39 tahun tersebut diganjar skorsing empat laga plus denda 60 ribu poundsterling.


Baca Juga :

Sabtu, 04 Juni 2016

7 Tragedi Terburuk Dalam Sepak Bola

Di dunia ini memang semua manusia tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap dirinya, bisa jadi kejadian yang ia harapkan yang terjadi atau bisa juga kejadian yang tidak diinginkan seperti sebuah tragedi kecelakaan. Dalam sepak bola juga sudah banyak terjadi tragedi berdarah yang tidak disangka dan diinginkan, tetapi itu semua adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut adalah 7 Tragedi Terburuk Dalam Sepak Bola versi FTS90

 1.)Tragedi Stadion Ibrox

  • Tanggal: 5 April 1902
  • Lokasi: Stadion Ibrox, Glasgow, Skotlandia


Diawali dari sejarah buruk sepak bola Skotlandia. Saat itu tengah digelar pertandingan antara timnas Skotlandia dan Inggris.

Tragedi tersebut terjadi saat pertandingan berjalan pada menit ke-51, tribun selatan bagian belakang runtuh yang sebenarnya baru dibangun, tribun yang terbuat dari kayu ini runtuh karena hujan deras yang mengguyur pada malam sebelumnya. Para suporter jatuh dari ketinggian 12 meter kebawah tribun, 25 orang meninggal dan mencederai 517 orang lainnya.
Dan sedihnya, Stadion Ibrox kembali mengalami tragedi pada tahun 1961 dan 1971.              


2.) Tragedi Ibrox Kedua

  • Tanggal: 2 Januari 1971
  • Lokasi: Stadion Ibrox, Glasgow, Skotlandia


Lagi, Tragedi terjadi di Stadion Ibrox. Saat itu sedang digelar pertandingan antara Rangers dan Celtic, laga masih berkedudukan imbang 0-0 sampai menit 89, namun Celtic berhasil membobol gawang Rangers di menit-menit akhir pertandingan, sehingga kedudukan berubah menjadi 1-0 untuk Celtic, dan para suporter Rangers mulai meninggalkan stadion. Kerumunan suporter Rangers yang meninggalkan stadion secara bersamaan dan berdesakan menimbulkan kepanikan saat banyaknya orang yang terjepit, dan kehabisan nafas termasuk anak-anak, dan menewaskan 66 orang serta mencederai lebih dari 200 orang lainnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, disaat detik-detik terakhir perpanjangan waktu, Rangers berhasil menyamakan kedudukan lewat gol dari Colin Stein, dan para penonton yang sudah meninggalkan stadion kembali mencoba masuk ke dalam, sehingga bentrok dengan penonton yang ingin keluar. Para ofisial tidak sependapat dengan ini karena mereka mengklaim para penonton sama-sama berjalan beriringan keluar stadion. Bagaimanapun, rumor dari gol yang dibuat Colin Stein masih ramai diperbincangkan dan dipercayai hingga tahun-tahun berikutnya.


3.) Tragedi Heysel

  • Tanggal: 29 Mei 1985
  • Lokasi: Stadion Heysel, Brussels, Belgia



Pada final Liga Champions 1985 yang mempertemukan Liverpool melawan Juventus, laga tersebut digelar di Stadion Heysel, Belgia. Tembok di stadion Heysel rubuh sebelum pertandingan berjalan. Tembok stadion itu rubuh karena desakan dari para suporter Juventus yang mencoba menjauh dari para fans Liverpool yang mencoba mendesak dan menyerang mereka, akibatnya sebanyak 39 suporter meninggal dan 600 lainnya terluka, kebanyakan korban adalah para suporter Juventus.

Saat pertandingan berlangsung, kepolisian setempat masih mencoba untuk meredam aksi anarkis para suporter. Dan pertandingan itu dimenangkan oleh Juventus melalui penalti kontroversial Michel Platini. Dan semenjak kerusuhan ini, klub Inggris dilarang bertanding di semua ajang kompetisi UEFA, dan larangan ini baru dicabut pada tahun 1990-1991.

Latar belakang dari kejadian ini adalah pada tahun sebelumnya (1984) saat Liverpool juga mencapai partai final dari kejuaraan yang sama dan menghadapi AS Roma, di stadion Olympico, Roma. Liverpool menang melalui adu penalti. Dan setelah partai final itu, Suporter AS Roma menyerang suporter Liverpool, sampai-sampai suporter Liverpool harus dikawal kepolisian setempat saat kembali ke hotel dan beberapa ada yang berlindung di Kedutaan Inggris. Dan suporter Liverpool mencoba membalasnya kepada sesama suporter klub Italia.

4.) Tragedi Kebakaran di Bradford

  • Tanggal: 11 Mei 1985
  • Lokasi: Stadion Valley Parade, Bradford, England



Kali ini api yang menjadi sumber petaka. Pada hari dimana tim sepakbola Bradford City merayakan titel juara Liga Divisi Tiga. Kejadian terjadi saat pertandingan tim Bradford City melawan Lincoln City. Disaat pertandingan berjalan, salah satu suporter berulah dengan membuang puntung rokok yang masih menyala dan melemparnya ke belakang tribun stadion yang terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar seperti tumpukan koran dan kain.
Dan kemudian, 5 menit sebelum babak pertama berakhir, asap putih muncul dari tribun belakang dimana puntung rokok dibuang, dan polisi mulai menginstruksikan para suporter untuk pindah dari blok G, tempat dimana api mulai terlihat. Dan 3 menit kemudian, wasit menghentikan pertandingan yang saat itu masih berkedudukan imbang 0-0.

Saat para suporter hendak dievakuasi turun ke lapangan, ada beberapa yang masih terjebak terjebak di tribun blok G, para suporter yang ada di dalam stadion juga mencoba mendobrak pintu keluar yang dikunci untuk menghindari suporter lain masuk saat pertandingan, dan itu benar-benar menolong banyak nyawa para penonton yang panik akibat kebakaran hebat di tribun. Banyak kayu dan material yang meleleh jatuh menimpa para penonton yang berusaha menyelamatkan diri. Dan total penonton yang tewas sebanyak 56 orang dan ikut mencederai lebih dari 250 lainnya. Ironisnya banyak dari para suporter yang merayakan setelah berhasil keluar dari stadion, seperti mereka berhasil membakar orang atau sebagainya.


5.) Tragedi Luzhniki

  • Tanggal: 20 Oktober 1982
  • Lokasi: Stadion Lenin, Moskow


Kejadian ini terjadi saat perhelatan UEFA Cup antara Spartak Moscow melawan Haarlem pada 20 Oktober 1982. Tragedi ini sengaja ditutupi untuk kebaikan masyarakat Uni Soviet pada waktu itu. Tiket pertandingan ini sebenarnya hanya terjual sedikit, hanya tribun bagian Timur saja yang dipenuhi oleh para suporter, dan hanya satu pintu gerbang keluar yang terbuka.

Beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, Spartak Moscow masih memimpin dengan skor 1-0, dan beberapa penonton mulai terlihat meninggalkan lapangan, tetapi saat injury time, Spartak Moscow berhasil mencetak gol kedua oleh Sergei Shyetsov.

Tetapi Sergei Shyetsov mengatakan “akan lebih baik kalo saya tidak mencetak gol tersebut”, dan beberapa penonton yang sebelumnya akan meninggalkan stadion kembali ke dalam dan berhadapan dengan para penonton yang juga ingin keluar, mengakibatkan kepanikan tersendiri yang menyebabkan 66 orang tewas, walaupun banyak saksi yang mengatakan jumlah sebenarnya adalah lebih dari 340 orang. Jika itu benar, maka kejadian ini adalah tragedy terburuk sepanjang sejarah. Dan menurut beberapa saksi, kepanikan saat itu menyebabkan tangga tribun yang licin ambruk sehingga menimbulkan efek domino dan banyak penonton yang terhimpit dan terinjak-injak.


6.) Tragedi Hillsborough

  • Tanggal: 15 April 1989
  • Lokasi: Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris



Tragedi terburuk sepanjang sejarah sepakbola Inggris ini terjadi saat pertandingan semifinal FA Cup antara Liverpool melawan Nottingham Forest yang digelar di stadion Hillsborough ( stadion yang biasa dipakai untuk pertandingan semifinal FA Cup pada tahun 80an).

Saat itu polisi khawatir dengan jumlah fans Liverpool yang cukup banyak di luar stadion, dan membuka pintu gerbang utama yang menyebabkan beberapa fans Liverpool yang masuk melalui gerbang itu secara bersamaan.

Dan saat itu stadion juga sudah penuh dengan para suporter yang sudah siap menyaksikan pertandingan tersebut, akibat desakan para fans Liverpool yang masih berusaha masuk dan memaksa para polisi untuk membuka gerbang masuk lainnya, dengan tujuan para penonton di dalam bisa keluar stadion untuk menghindari kelebihan kapasitas stadion, tapi banyak yang tidak mengerti dan akhirnya para penonton mulai menyelamatkan diri dengan berusaha keluar melalui gerbang lainnya dan ada juga yang memanjat keluar, tetapi keadaan sudah terlambat, banyak suporter yang terhimpit dan sesak nafas.

Total korban tewas saat itu 94 orang dan mengakibatkan 766 lainnya terluka, namun 4 hari setelah kejadian itu, korban bertambah satu menjadi 95 korban, karena gadis 14 tahun yang terluka saat kejadian itu akhirnya meninggal di rumah sakit, dan 4 tahun kemudian kembali bertambah menjadi 96 korban tewas, karena akhirnya pria yang koma akibat kejadian itu meninggal dunia pada tahun 1993.


7.) Tragedi Guatemala

  • Tanggal: 16 Oktober 1996
  • Lokasi: Stadion Nasional Mateo Flores, Guatemala



Tragedi yang mengakibatkan lebih dari 80 orang tewas yang kebanyakan adalah remaja, dan mengakibatkan lebih dari 150 orang luka-luka ini terjadi di Stadion Nasional Mateo Flores, Guatemala.

Saat perhelatan kualifikasi Piala Dunia antara timnas Guatemala melawan timnas Kosta Rika, stadion yang hanya berkapasitas 45.800 itu dipenuhi oleh lebih dari 60.000 penonton, menurut beberapa media saat itu, dikarenakan banyak pihak yang menjual tiket palsu untuk pertandingan tersebut akhirnya penonton melebihi kapasitas.

Tragedi terjadi sekitar satu jam sebelum wasit meniup peluit kick-of, karena penonton semakin bertambah melebihi kapasitas stadion, banyak yang terjepit, terinjak-injak dan patah tulang, dan para ofisial akhirnya membatalkan pertandingan tersebut dan mulai mengevakuasi para korban tewas ke dalam lapangan. Banyak pihak menyalahkan para penjaga pintu gerbang yang terus membiarkan masuk para penonton walaupun sudah melebihi kapasitas stadion.


Baca Juga :