Jumat, 05 Agustus 2016

5 Kiper Dengan Gol Terbanyak

Mencetak gol adalah tujuan bermain sepak bola selain untuk meraih kemenangan. Biasanya urusan mencetak gol hanya tugas seorang pemain depan, tetapi terkadang kiper yang bertugas menjaga gawangnya agar tidak kebobolan juga bisa diandalkan untuk urusan menjebol gawang lawan.
Berikut adalah 5 Kiper Dengan Gol Terbanyak.

1. Rogerio Mucke Ceni
100 Gol 45 (penalti-55 free kick)


Rogerio Mucke Ceni (lahir 22 januari 1973 di pato branco, parana) adalah kiper berkebangsaan Brasil. Dia telah menjadi anggota klub Serie A Brasil, Sao Paulo sejak 7 desember 1990, bermain lebih dari 950 pertandingan dan memenangkan 2 trofi Copa Libertadores dan dua World Club Championship. Rogerio Ceni adalah kiper yang memiliki keterampilan mencetak gol berkat kemahirannya menendang free kick maupun penalty kick. Hingga kini ia telah mencetak 96 gol melalui tendangan bebas dan tendangan penalti. Dia resmi diakui oleh FIFA dan IFFHS sebagai penjaga gawang yang memiliki rekor mencetak gol terbanyak dalam sejarah sepak bola.

2. Jose Luis Chilavert
62 Gol (45 Penalti-17 Free kick)



Jose Luis Felix Chilavert Gonzalez (lahir 27 Juli 1965 di Luque, Departamento Tengah) adalah kiper legendaris asal Paraguay. Dia pernah memenangkan penghargaan Kiper Terbaik Dunia versi IFFHS sebanyak tiga kali. Chilavert juga dikenal sebagai spesialis tendangan bebas. Dia mencetak 62 gol dalam karir profesionalnya, termasuk 8 gol di pertandingan internasional. Namun jumlah gol tersebut masih kalah oleh kiper Brazil, Rogerio Ceni.

3. Rene Higuita
41 Gol (37 Penalti-4 Others)



Jose Rene Higuita Zapata (lahir 27 Agustus 1966 di Medellin /Barrio Castilla) adalah mantan penjaga gawang Kolombia yang dijuluki “El Loco” alias si Gila. Ia juga merupakan pencipta tendangan Scorpion / Scorpion Kick. Selama karirnya, ia telah mencetak 41 Gol (37 pinalti dan 4 dari yang lain).


4. Jorge Campos
40 Gol (9 Penalti-31 Others)



Jorge Francisco Campos Navarrete (dijuluki El Brody atau Chiqui-Campos atau El Chapulín) (lahir 15 Oktober 1966 di Acapulco) adalah mantan pesepakbola Meksiko yang bermain sebagai kiper dan bisa bermain sebagai striker. Ciri khas nya ialah baju buatan sendiri yang berwarna terang dan meriah. Ia sempat didaulat sebagai kiper terpendek dalam sejarah sepakbola (168cm). Selama karir, ia telah mengemas 40 gol.


5. Dimitar Ivankov
40 Gol (40 Penalti)




Dimitar Ivanov Ivankov (lahir 30 Oktober 1975) adalah pemain sepak bola Bulgaria yang memulai karirnya di Levski Sofia. Dia bermain sebagai penjaga gawang, namun ia dikenal sebagai pencetak gol juga terutama dalam mengeksekusi tendangan penalti. Ivankov telah mengemas 40 gol dan Ia juga sempat memenangkan Super Lig Turki bersama Bursaspor pada tahun 2010.

Rabu, 03 Agustus 2016

7 Pesepakbola Top Yang Tidak Pernah Merasakan Piala Dunia

Piala Dunia merupakan kompetisi 4 tahunan yang diikuti oleh berbagai negara dari penjuru dunia manapun, bahkan bisa dikatakan jika Piala Dunia merupakan pesta terbesar sepakbola dunia karena pemain pemain dari negara manapun sangat ingin mengantarkan negarannya untuk bermain di piala dunia. Bahkan banyak pemain-pemain yang memiliki skill di atas rata-rata masih belum bisa untuk mengantarkan negaranya ke pentas piala dunia.

Lalu siapa sajakah pemain-pemain tersebut , Berikut 7 Pesepakbola Bintang Yang Tidak Pernah Merasakan Piala Dunia.


7. Jari Litmanen


The Flying Finn telah memenangkan beberapa gelar Liga Belanda bersama Ajax Amsterdam termasuk Liga Champions pada 1995 silam. Tak hanya itu, Litmanen juga menduduki peringkat 3 dalam voting Pemain Terbaik Eropa 1995. Karir gemilangnya terus berlanjut bersama Liverpool. Piala FA, Worthington Cup dan gelar UEFA Cup pernah dirasakannya bersama The Reds. Tapi di timnas, ikan besar di klub itu terlihat seperti ikan kecil. Alhasil bersama Finlandia, Litmanen selalu menemui kegagalan melaju ke Piala Dunia.

6. Ian Rush


Dialah salah satu putra terbaik Wales. Mesin gol Anfield ini dianggap menjadi salah satu striker menakutkan bersama Liverpool. Namun, sinar terang Rush akan meredup di timnas. Ian Rush seakan berjuang sendiri di timnas.
Alhasil, Ian Rush tak pernah mencicipi Piala Dunia karena Wales selalu gagal lolos.

5. George Best


Dunia mengakui jika Pele, Diego Maradona dan George Best menjadi tiga pemain terbaik yang pernah ada. Namun, nasib menyedihkan harus diterima George Best. Di saat nama besar Pele dan Maradona telah dikultuskan dengan gelar Piala Dunia, tidak dengan Best. Mantan gelandang serang Irlandia Utara ini tak bisa mengangkat negaranya di pentas dunia. Irlandia tak mampu lolos ke Piala Dunia 1982 di Spanyol.

4. Alfredo di Stefano


Tiga negara memperebutkan sosoknya. Ya, Alfredo di Stefano memang tercatat sebagai satu-satunya pemain yang memperkuat tiga negara yakni Argentina, Kolumbia atau Spanyol. Bersama Argentina, ia gagal tampil di Piala Dunia 1950 dan 1954. Sedangkan di PD 1958, timnas Spanyol gagal melaju. Di Piala Dunia Chile 1962, Alfredo di Stefano mengalami cedera.

3. Ryan Giggs


Senasib dengan pendahulunya Ian Rush, Giggs bak matahari tertutup awan. Penampilan fantastisnya di Manchester United tak mampu mendongkrak timnas Wales yang saat itu memang bukan kekuatan sepakbola. Sempat ditawari timnas Inggris, Giggs lebih memilih tak merasakan Piala Dunia dibanding harus mengkhianti tanah leluhur.

2. George Weah


Saat membaca CV George Weah, tentu sederet prestasi dapat menunjukkan kehebatannya. Pemain Terbaik Eropa, tiga kali Pemain Terbaik Afrika, Pemain Terbaik Afrika Abad ini dan berbagai trofi bersama Paris Saint-Germain dan AC
Milan. Weah juga tercatat sebagai top skorer Liga Champions pada 1994/1995. Namun di timnas Liberia, Weah seakan berjuang sendiri. Alhasil, Weah gagal beraksi di Piala Dunia 2002.

1. Eric Cantona


Pada tahun 1988, ia menyebut manajer Perancis Henri Michel dengan sebutan ‘kantong sampah’ dalam sebuah siaran langsung yang disiarkan oleh televisi. Perancis juga tak lolos ke Piala Dunia 1990. Penerus Michel, Michel Platini, membawa Cantona kembali, namun Perancis kembali tak lolos pada tahun 1994. Saat tim bersiap-siap untuk Euro 1996, Cantona didapuk menjadi kapten. Pada bulan Januari 1995, ia melayangkan tendangan kung fu dan meninju pendukung Crystal Palace di tribun setelah dirinya diusir keluar lapangan dan diskors dari selama delapan bulan. Pada saat kembali, Zinedine Zidane menjadi playmaker Perancis dan Les Blues menjuarai Piala Dunia 1998 tanpanya.

5 Wasit Terbaik Dalam Sejarah Sepakbola

Wasit merupakan seseorang yang ditunjuk untuk menjadi pengadil dalam sebuah pertandingan olahraga, salah satunya sepakbola. Dalam sepak bola, seorang wasit bisa membuat jutaan fans sebuah tim kecewa dan senang karena keputusannya.

Salah satu wasit yang membuat kesal fans adalah Sandro Ricci. Dia adalah wasit yang memimpin pertandingan Chile melawan Uruguay di Copa Amerika 2015, pada 25 Juni.

Ricci memberi kartu merah kepada Edinson Cavani setelah terlihat menampar pemain bertahan Chile, Gonzalo Jara. Padahal, dari tayangan ulang, Jara yang memulai memprovokasi dengan mencolek bokong Cavani.

Contoh lainnya adalah Cuneyt Cakir. Wasit asal Turki itu membuat geram fans Manchester United ketika memimpin pertandingan di Old Trafford. Ketika itu MU harus menghadapi Real Madrid di pentas Liga Champions musim 2012-13.

Cakir memberi kartu merah kepada Luis Nani yang dianggap mengangkat kaki terlalu tinggi saat berduel udara dengan Alvaro Arbeloa. Dari rekaman ulang, baik Arbeloa dan Nani sama-sama menganggkat kaki terlalu tinggi.

Berikut adalah Wasit Terbaik Dalam Sejarah Sepakbola.

1. Howard Webb


Nama Howard Webb selalu dikaitkan dengan kemenangan Manchester United. Bagaimana tidak, ketika Webb memimpin pertandingan MU, maka klub berjuluk Setan Merah itu bisa dipastikan meraih tiga poin.

Tapi dibalik itu semua, Webb merupakan wasit terbaik di Liga Premier Inggris. Pria yang berusia 44 tahun itu telah pensiun dan telah memimpin 534 pertandingan.

Semasa bertugas sebagai wasit, dia telah mengeluarkan 1.694 kartu kuning dan 68 kartu merah. Pada tahun 2010 Webb menjadi wasit pertama yang bisa memimpin di dua partai final, yakni Liga Champions dan Piala Dunia.

Pada final Piala Dunia 2010, Webb membuat kesal pecinta sebak bola. Bagaimana tidak, dia mengeluarkan 14 kartu kuning ketika Belanda menghadapi Spanyol.




2. Kim Milton Nielsen


Wasit Kim Milton Nielsen adalah mantan wasit internasional asal Denmark. Dia telah memimpin 154 pertandingan internasional dan 53 pertandingan Liga Champions.

Nama pria berusia 54 tahun tersebut dikenal publik setelah memberi kartu merah kepada legenda Inggris, David Beckham yang menendang pemain Argentina yang saat ini melatih Atletico Madrid, Diego Simeone pada Piala Dunia 1998.

Nielsen merupakan wasit yang memimpin pertandingan AS Monaco melawan Porto di final Liga Champions tahun 2004. Ketika itu, Porto yang menjadi juara.


3. Sandor Puhl


Sandor Puhl adalah wasit terbaik di masanya asal Hungaria. Dia menjadi wasit sejak tahun 1988 sampai 2000. Dia merupakan wasit terbaik IFFHS selama empat kali berturut-turut, yakni pada tahun 1994 hingga 1997.

Dia merupakan pengadil pertandingan final Piala Dunia 1994 yang mempertemukan Brasil melawan Italia. Puhl juga memimpin partai final Liga Champions tahun 1997.



4. Peter Mikkelsen


Peter Mikkelsen merupakan wasit asal Denmark yang sudah pensiun pada tahun 1998. Pengadil berusia 55 tahun tersebut menjadi wasit terbaik di sepak bola Eropa sebanyak dua kali, yakni tahun 1992 dan 1996.

Selain itu, dia juga pernah memimpin pertandingan di Piala Dunia sebanyak lima kali, yakni pada 1990 dan 1994. Setelah pensiun sebagai wasit, dia memilih untuk menjadi seorang guru di Denmark.




5. Pierluigi Collina


Pengadil lapangan yang sering mendapat ancaman pembunuhan adalah Pierluigi Collina. Wasit 
berkepala plontos itu sangat tegas dan tidak pernah ragu mengambil keputusan dalam sebuah pertandingan.

Keberanian dan ketegasannya dalam sebuah pertandingan menjadikan Collina sebagai wasit terbaik FIFA dalam enam tahun berturut-turut, yakni pada tahun 1998, 1999, 2000, 2001, 2002 dan 2003.


Selain itu, Collina juga menjadi wasit terbaik Serie A sebanyak tujuh kali, yakni pada tahun 1997, 1998, 2000, 2002, 2003, 2004 dan 2005..

Selasa, 02 Agustus 2016

8 Pemain Dari Benua Asia Yang Sukses Di Kancah Eropa

Benua Eropa bisa dikatakan sebagai benua dengan kompetisi sepakbola terbaik, karena banyak klub-klub peringkat teratas peringkat FIFA lebih banyak didominasi oleh klub-klub asal Eropa. Pemain dari belahan dunia manapun banyak yang ikut mencoba peruntungannya di sepakbola eropa, tidak ketinggalan pemain-pemain dari benua Asia pun tidak lupa untuk ikut mencoba peruntungannya di sepakbola Eropa. Banyak sukses dan juga banyak yang hanya menjadi pengisi bangku cadangan saja. Lalu siapa sajakah pemain-pemain Asia yang sukses di kancah eropa ?

Berikut 8 Pemain Dari Benua Asia Yang Sukses Di Kancah Eropa. 


8. Ahn Jung Hwan



Ahn Jung Hwan merupakan pemain berkebangsaan Korea Selatan, namanya melejit saat gol-nya pada piala dunia 2002 menghentikan laju Italia ke babak perempat final. Gol tersebut juga membuatnya didepak dari klub dimana ia bermain, Perugia yang merupakan klub Italia. Ahn didepak karena dianggap telah merusak persepak bolaan Italia.Setelah itu ia kembali ke Jepang dan bermain bagi 2 klub yaitu Shimizu S-Pulse dan Yokohama F. Marinos.

Pada tahun 2005 ia kembali bermain di Eropa dengan klub asal Perancis Metz.Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang dan second striker ini dimusim berikutnya juga kembali memperkuat klub asal Eropa kali ini klub asal Liga Jerman yaitu,Duisburg.Dan setelah Duisburg terdegradasi ia mengakhiri petualangannya di Eropa dan kembali bermain di Asia dengan memperkuat Suwon Samsung Bluewings.

7. Shinji Kagawa



Dikenal sebagai salah satu anak ajaib sepakbola modern, Shinji Kagawa menjadi pemain Asia paling terkenal saat ini. Sejak tampil gemilang di Cerezo Osaka, Kagawa pindah ke Jerman pada 2010. Ia memilih bermain bersama Borussia Dortmund. Di sanalah nama Kagawa menjadi terkenal Ia dikenal sebagai pemain dengan kemampuan menyerang yang baik. Hal ini membuat Manchester United memboyongnya. Mampu menjadi juara Liga Premier di musim pertama, Kagawa gagal tampil memukau di musim selanjutnya. Kagawa hanya bermain sebanyak 38 kali untuk manchester united sebelum dirinya kembali ke klub lamanya, Borussia Dortmund

6. Keisuke Honda


Nama Keisuke Honda terkenal sejak tampil baik saat membela tim nasional Jepang di Piala Dunia 2010. Sebetulnya saat itu Honda sudah bermain di Eropa, tepatnya di CSKA Moscow. Mampu membawa empat gelar di sana, Honda menjadi incaran klub besar Eropa seperti Arsenal, Tottenham Hotspurs dan Liverpool. Namun ia lebih memilih bermain bersama AC Milan. Pindah dengan status bebas transfer, Honda selalu menjadi pilihan utama. Walaupun Milan sedang dalam performa buruk, ia tetap mampu tampil memukau.

5. Park Ji-sung


Nama di atas tidak bisa dilepaskan dari kiprah fantastis Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Bertindak sebagai tuan rumah, mereka mampu melaju hingga babak semifinal. Park Ji-sung adalah salah satu pemain paling bersinar saat itu.

PSV Eindhoven adalah tim yang membuka jalan Ji-sung untuk meraih sukses. Penampilannya membuat Manchester United membeli jasanya. 7 musim bersama MU, Ji-sung mendapat 13 piala termasuk juara Liga Champions. Memiliki tenaga badak dan kemampuan bertahan yang baik, Ji-sung menjadi kepercayaan Sir Alex Ferguson selama bertahun-tahun. Dan tahun lalu ia baru saja mengakhiri karir sepakbola di Eindhoven. Akhir yang manis bagi pemain Asia paling sukses di Eropa.


4. Shunsuke Nakamura


Salah satu pemain sepakbola asal Asia yang berhasil meraih kesuksesan di benua Eropa adalah Shunsuke Nakamura. Pemain kelas atas asal Negeri Sakura, Jepang, ini tercatat pernah bermain untuk klub sepakbola asal Spanyol bernama Glasgow Celtics dan Espanyol. Nakamura dikenal sebagai seorang pemain yang memiliki skill menawan pada tendangan bebas kaki kirinya. Mimpinya yang kuat untuk menjadi pemain andalan di benua Eropa pun memetik keberhasilan setelah dirinya tercatat sebagai salah satu pemain sepakbola terbaik di Eropa. Aksi menawannya mampu memikat hati publik saat ia tengah mengakurasi tendangan bola mati yang kemudian mampu menghasilkan hattrick saat klubnya, Glasgow Celtic, tengah menghajar St. Mirren dengan skor 7-0. Namun sayangnya, dibalik skillnya yang begitu menawan, Nakamura kerap dikritik lantaran memiliki stamina yang lemah.


3. Ali Al Habsi 


Satu lagi pemain Asia yang berhasil meraih kesuksesan di benua Eropa. Ia adalah Ali Al Habsi. Pemain asal Oman tersebut pertama kali datang ke Negeri Ratu Elizabeth, Inggris, untuk bermain bersama klub sepakbola Bolton Wanderers kemudian dipinjam pada klub Wigan selama satu tahun lamanya. Setelah dipinjamkan pada Wigan, status Al Habsi pun kemudian berubah menjadi pemain tetap Wigan. Dan hingga ini, pria yang lebih memilih menjadi penjaga gawang ini pun telah dikenal sebagai salah satu penjaga gawang paling tangguh di dunia. Bahkan, ia telah menjadi salah satu penjaga gawang paling elit di Liga Inggris. Kehebatannya dalam menjaga gawang bahkan telah diakui oleh banyak striker-striker kelas atas Liga Inggris, salah satunya berasal dari klub Manchester City.

2. Cha Bum-kun


Cha Boom" atau Tscha Bum adalah julukan yang diberikan publik sepakbola Jerman kepada Cha Bum-kun karena mempunyai tendangan yang keras. Bermain di Bundesliga dari 1978 hingga 1989, Bum-kun menjadi terkenal karena bermain di dua klub besar yaitu Eintrach Frankfurt dan Bayer 04 Leverkusen. Hebatnya, level permainannya di dua klub tersebut sama bagusnya. Total 98 gol dicetak selama karirnya. Bahkan Bum-kun bisa menjadi juara UEFA Cup 1987-88 bersama Leverkusen.

Meskipun sudah pensiun, Bum-kun tetap dikenal sebagai pemain Korea Selatan terbaik sepanjang masa. Tentu wajar karena saat itu hanya sedikit pemain Asia yang bisa berkarir dan bersinar di sepakbola Eropa. Bahkan Alex Ferguson menyebutnya sebagai "pemain yang tidak bisa dihentikan" dan Lothar Matthaus menobatkannya sebagai "penyerang terbaik di dunia."

1. Hidetoshi Nakata


Hidetoshi Nakata adalah pemain berkebangsaan Jepang. Nakata adalah salah satu pemain Asia yang paling terkenal pada masanya dan merupakan salah satu pesepak bola terbaik Asia. Selain mengharumkan nama Timnas Jepang, Nakata juga pernah bermain di Serie A bersama Perugia,AS Roma,Parma,Bologna dan Fiorentina.Ia pernah merasakan gelar juara Serie A bersama AS Roma dan bersama AC Parma ia berhasil menjuarai Coppa Italia dan Supercoppana Italiana.Ia juga pernah bermain di English Premier League bersama Bolton Wanderers.Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini juga pernah membawa timnas Jepang menjadi runner-up di Piala Konfederasi,meraih bronze ball di kompetisi itu dan juga masuk di best eleven Piala Konfederasi.Pemain ini juga masuk daftar FIFA 100 pilihan Pele.


Minggu, 31 Juli 2016

5 Wasit Unik Dalam Sepakbola

Berbicara tentang wasit sepak bola tentu kita tahu mereka adalah orang yang menjadi pemimpin dalam pertandingan 2 klub sepakbola di lapangan hijau. Namun banyak wasit memiliki cerita unik di luar lapangan hijau.

Berikut 5 cerita unik Wasit sepakbola dunia.


1. Byron Moreno (Pengadil yang diadili)


Publik sepak bola Italia, bisa saja tidak akan lupa pada wasit asal Ekuador, Byron Moreno. Terutama jika mengingat tersingkirnya Italia dari babak kedua Piala Dunia 2002 Korea-Jepang. Saat itu Azzurri tersingkir karena dikalahkan tuan rumah Korsel 1-2. Yang akan diingat pendukung Italia adalah momen keputusan kontrovesial Moreno yang mengusir Francesco Totti ke luar lapangan dengan kartu merahnya. Bukan hanya itu satu gol Italia juga dianulir. Tapi sepertinya pendukung Italia kini akan merasa puas setelah mendengar Moreno harus mendekam di penjara. Tapi bukan karena keputusan kontroversial itu penyebabnya, melainkan terbukti mencoba menyelundupkan heroin di Bandara John F. Kennedy, New York, Amerika Serikat, pada 2011 lalu. Akibat ulahnya tersebut pengadilan New York memutuskan menahan Moreno selama 2,5 tahun. Pengadil yang harus diadili.


2. Carlos Jose Figueira Ferro (Wasit celana dalam merah)


Kejadian yang menimpa wasit di Liga Brasil, Carlos Jose Figueira Ferro ini cukup menggelikan. Sebagai seorang wasit, Ferro memperlihatkan ketegasannya saat memimpin pertandingan Liga Amatir yang berlangsung di Kota Anama. Salah satunya dengan memberikan kartu merah pada pemain bernama Paulo Coise karena melakukan pelanggaran berbahaya. Tapi saat akan mengeluarkan kartu merah di saku celananya, Ferro malah menarik celana dalam wanita yang juga berwarna merah. Karena malu, pertandingan yang masih tersisa 20 menit akhirnya dihentikan Ferro. Namun yang lebih sial saat pertandingan tersebut sang istri menyaksikan kejadian tersebut di bangku penonton. Tak tanggung-tanggung sebagai hukuman dari aksi memalukan tersebut, sang istri langsung mengajukan gugatan cerai pada suaminya usai pertandingan. Sudah jatuh tertimpa tangga pula Ferro.


3. Francisco Chaves (Wasit pembunuh)


Kalau cerita dari wasit, Gregorio Edio Francisco Chaves yang juga berasal dari Brasil ini cukup mengerikan. Sebagai pengadil di lapangan hijau, Chaves akhirnya akan diadili di meja hijau. Tuntutannya karena Chaves melakukan penusukan hingga tewas terhadap pemain saat pertandingan. Kejadiannya saat itu Chaves memimpin pertandingan Liga Amatir antara tuan rumah Redencao melawan Boa-Fe di Barreira. Karena telah terjadi pelanggaran oleh Francisco da Silva pemain Redencao, Chaves meniup peluit tanda pelanggaran. Namun Francisco tidak terima dengan keputusan tersebut dan menendang Chaves hingga terjadi perkelahian. Melihat perkelahian tersebut, Jose da Silva yang juga saudara Francisco datang melerai. Namun nahas bagi Jose saat akan melerai perkelahian, Chaves ternyata membawa pisau dan melakukan penusukan terhadap Jose hingga tewas. Karena pertandingan amatir, laga tanpa di kawal pihak kepolisian dan Chaves pun bisa kabur dari lapangan. Dan beberapa hari kemudian Chaves menyerahkan diri. Nekad bener wasit yang satu ini.


4. Iturralde Gonzalez (Wasit musisi punk)


Selain sebagai seorang wasit, Gonzales menyisakat cerita unik tentang pribadinya. Saat di luar lapangan, ternyata Gonzales adalah seorang gitaris band Punk Rock, Eztanda di Spanyol.
Lebih uniknya lagi, Gonzales memiliki terapi unik sebelum memimpin sebuah pertandingan. Untuk menghilangkan nerveous saat menjadi sang pengadil, Gonzales akan mendengarkan lagu “The Memory Remains” milik Metallica. Dan kalau sukses setelah memimpin laga, lagu-lagu legend Reggea, Bob Marley akan menemani hari-harinya. Terapi yang unik dan patut dicoba.


5. Bibiana Steinhaus (Wasit salah tepuk)



Kejadian unik berikut ini pasti sangat dinanti pesepakbola pria lainnya.  Insiden berlangsung dalam pertandingan Divisi 2 Liga Jerman antara Hertha Berlin melawan Alemannia Aachen yang dipimpin wasit wanita, Bibiana Steinhaus. Pada menit 55 terjadi pelanggaran oleh salah seorang pemain Hertha, Peter Niemeyer tepat di dekat Bibiana. Setelah menghentikan permainan, Niemeyer berjalan sambil membelakangi Bibiana dan bermaksud menepuk pundaknya. Namun bukan mendarat di pundak sang wasit cantik ini, tapi bersarang di (maaf) payudaranya. Karena merasa salah sentuh, Niemeyer pun lantas meminta maaf secepatnya atas kesalahan yang tak sengaja dilakukannya dan wasit cantik itu hanya tersenyum.

Sabtu, 30 Juli 2016

10 Pemain Belakang Masa Kini Paling Produktif

Mencetak gol umumnya dilakukan oleh para pemain depan dari suatu tim, tetapi ternyata juga banyak pemain belakang yang juga sering membantu tim nya mencetak gol bila para pemain depannya mengalami kebuntuan mencetak gol, biasa para pemain belakang mencetak gol dalam situasi umpan umpan mati ataupun dengan tendangan tendangan jarak jauh yang keras seperti tendangan salah satu legenda sepak bola Brazil Yaitu Roberto Carlos. Lalu siapa sajakah pemain pemain tersebut ?

Berikut 10 Pemain Belakang Paling Produktif Sepanjang Sejarah

10. Gerard Pique (FC Barcelona)


Sosoknya tak hanya dikenal sebagai palang pintu utama di skuat The Catalans. Namun, Pique juga punya kemampuan mencetak gol, terutama saat barisan depan Barca mengalami kebuntuan. Mantan punggawa Manchester United ini mampu mencetak 27 gol dari 336 pertandingan.

9. Marcel Jansen (Hamburg SV)


Nama defender yang satu ini memang sedang 'tenggelam'. Padahal, Marcel Jansen adalah salah satu pilar utama Timnas Jerman kala menembus final di Piala Eropa 2008 silam dan menjadi juara ketiga piala dunia 2010. Meski berposisi sebagai bek tengah, pemain 29 tahun ini mampu mencetak 28 gol dari 287 pertandingan.

8. Mats Hummels (Bayern Munchen)


Bek 27 tahun ini jadi salah satu nama yang diperbincangkan publik karena baru saja menandatangani kepindahannya ke klub rival Dortmund yaitu Bayern Munchen. Mampu membawa Dortmund menyaingi dominasi Bayern Munchen di Bundesliga, serta membawa Timnas Jerman juara Piala Dunia 2014. Mats Hummels juga ternyata punya kelebihan bisa mencetak banyak gol. Hummels berhasil mencetak 29 gol dari 342 pertandingan.

7. Gonzalo Rodriguez (Fiorentina)


Hijrah ke Serie A Italia. Ada nama bek Fiorentina asal Argentina, Gonzalo Rodriguez. Berposisi sebagai pemain belakang, Rodriguez ternyata punya akurasi tendangan yang cukup baik. Ia bahkan sering didaulat menjadi eksekutor penalti oleh klubnya. Terbukti, dari 374 pertandingan yang dilakoninya dirinya bisa mencetak 31 gol.

6. Branislav Ivanovic (Chelsea)


Chelsea adalah salah satu tim yang punya barisan pemain tangguh di lini belakang. Salah satunya adalah bek serba bisa asal Serbia, Branislav Ivanovic. Mobilitas tinggi dan penetrasi tajam, dimiliki oleh pemain yang satu ini. Tak jarang pergerakannya senantiasa menyulitkan lawan. Ivanovic berhasil menyarangkan 45 gol dalam 376 pertandingan.

5. Mikel San Jose (Athletic Bilbao)


Nama yang satu ini mungkin kurang dikenal diantara beberapa nama defender top Eropa. Tapi jangan meragukan kemampuannya. Selain kokoh di posisinya sebagai bek, Mikel San Jose juga mampu menjelma jadi pencetak gol ulung. Catatan 22 golnya dalam 208 pertandingan, adalah bukti San Jose juga harus disejajarkan dengan nama-nama besar lainnya.

4. Leighton Baines (Everton)


Punya kecepatan, tangguh bertahan, dan akurat dalam eksekusi bola-bola mati. Itulah kelebihan yang ada dalam diri bek sayap Everton, Leighton Baines. Meski usianya sudah 31 tahun, determinasi yang dimiliki Baines layaknya seperti pemain muda. Baines yang punya akurasi tembakan di atas rata-rata, juga sering jadi pilihan utama Roberto Martinez untuk mengeksekusi bola mati. Dirinya sudah mencatatkan 30 gol dari 455 pertandingan yang telah ia lakukan bersama everton dan timnas Inggris.

3. John Terry (Chelsea)


Nama John Terry sejatinya sudah tidak asing di telinga para penggemar Liga Inggris. Ya, tak diragukan lagi, kapten sekaligus benteng kokoh The Blues, John Terry. Kerap jadi pemecah kebuntuan bahkan jadi pahlawan bagi Chelsea lewat gol yang dibuatnya. Sudah 46 gol ia bukukan dari 567 pertandingan. 

2. Naldo (Schalke 04)


Pemain bernama lengkap Ronaldo Aparecido Rodrigues ini, ternyata jadi yang tertajam diantara para pemain belakang top Eropa. Bek 33 tahun ini mampu mencetak 49 gol dari 384 laga yang telah ia lakukan. Dengan tubuh tinggi yang dimilikinya, Naldo punya keunggulan dalam memaksimalkan bola-bola atas menjadi gol. Dan mulai musim ini Naldo akan merumput bersama Schalke setelah ditransfer dari klub lamanya yaitu VFL Wolfsburg.

1. Sergio Ramos (Real Madrid)


Ketangguhannya dalam menjaga barisan pertahanan tidak perlu diragukan. Kokohnya lini belakang Real Madrid dan Timnas Spanyol menjadi bukti. Pemain kelahiran 21 Oktober 1981 ini ternyata tidak hanya cekatan dalam meredam serangan tim lawan. Mantan pemain Sevilla ini juga mampu membuat jaring gawan lawan bergetar. Pemain yang awalnya beroperasi di sektor kanan pertahanan ini sudah mencetak 56 gol dalam 538 pertandingan.

*data diambil pada pramusim tahun 2016/2017

Jumat, 29 Juli 2016

7 Cedera Patah Kaki Paling Mengerikan Dalam Sepak Bola

Cedera parah yang menimpa mantan striker Chelsea, Demba Ba baru-baru ini mengundang banyak simpati bukan hanya dari pelaku langsung sepak bola namun juga dari publik.

Cedera Ba juga mengonfirmasi jika dunia sepakbola merupakan olahraga keras dengan risiko cedera yang sangat tinggi. Bukan kali ini saja cedera horor terjadi di lapangan hijau, cukup banyak pemain yang cedera super parah akibat tekel lawan, bertabrakan, salah jatuh, bahkan saat melakukan selebrasi.
Berikut adalah 7 Cedera Patah Kaki Paling Mengerikan Dalam Sepak Bola

1.) Demba Ba


Diawali dari cedera parah yang menimpa mantan penyerang Chelsea, Demba Ba. Dia mengalami patah tulang kaki kiri yang parah hingga disebut akan mengancam kariernya.

Cedera parah itu dialami oleh Ba saat melakoni pertandingan derby kota Shanghai antara Shanghai Shenhua melawan Shanghai SIPG, Minggu (17/7/2016), di Hongkou Football Stadium.

Dalam satu duel dengan bek SPIG, Sun Xiang, Ba mengalami cedera patah kaki kiri. Benturan itu terjadi di babak kedua pertandingan.

Ba harus ditandu keluar saat pertandingan masih menyisakan waktu selama 20 menit. Pelatih Shenhua, Gregorio Manzano, sampai pesimitis bahwa pemain 31 tahun itu bakal bisa bermain lagi usai cedera horor itu.

"Itu bisa mengakhiri karier profesionalnya," kata Manzano seperti dilansir oleh BBC Sport.

Di laga itu, Shenhua memetik kemenangan dengan skor akhir 2-1. Gol-gol tim tuan rumah dicetak oleh Yunding Cao dan hasil penalti Fredy Guarin. Sementara gol SPIG dibukukan oleh Lei WU.

Pertandingan itu juga diwarnai dengan kartu merah. Satu untuk pemain SPIG, Jiajie Wang, dan satu buat pemain Shenhua, Jiajun Bo.


2.) Aaron Ramsey


Aaron Ramsey mengalami patah kaki ketika bermain dalam sebuah pertandingan antara Arsenal melawan Stoke City tahun 2010. Tulang tibia dan fibula kaki kanan ramsey patah akibat tekel dari Ryan Shawcross. Kedua pemain berupaya memperebutkan bola sebelum terjadi insiden di babak kedua itu.
Kini Ramsey telah bangkit dan menjadi andalan The Gunners dan timnas Wales yang sedang dalam performa menanjak.

3.) David Busst


Pertandingan yang digelar di Old Trafford bulan April 1996, bek Coventry David Busst bertubrukan dengan bek Manchester United Denis Irwin. Akibatnya, Busst mengalami patah kaki yang sangat parah dengan tulang keluar dari daging dan kulit bahkan darahnya harus dibersihkan dari lapangan. Dia mengalami patah tulang tibia dan fibula dan tidak pernah bisa bermain secara profesional lagi. Kiper Inggris Peter Schmeichel, yang menyaksikan cedera, harus melakukan konseling karena mengalami trauma.

4.)Francesco Totti


Pada 19 Februari 2006, saat bermain di Coppa Italia melawan Empoli, Francesco Totti mengalami cedera kaki serius, fibula kirinya patah dan membuat ligamen interkoneksi terputus dengan maleolus.
Kemudian malam yang sama ia dioperasikan oleh ahli bedah terkenal di Italia. Dan Totti masih disegani sebagai pemain hebat hingga kini.

5.) Luc Nilis


Setelah hanya 4 menit dalam pertandingan Liga Primer, striker Belgia Luc Nilis menderita patah tulang lutut ganda ketika bertabrakan dengan kiper Ipswich Town Richard Wright, pada September 2000. Karena cedera parah, Nilis memutuskan pensiun dari sepak bola.

6.) Djibril Cisse


Cisse mengalami patah kaki kanan sangat parah setelah dilanggar oleh bek Shandong Luneng. Kejadian itu terjadi dalam pertandingan sepak bola persahabatan internasional di Saint Etienne, antara timnas Prancis dengan Cina pada tahun 2006. Cisse juga mengalami patah kaki ketika membela Liverpool.

7.) Marcin Wasilewski



Wasilewski mengalami patah tulang kaki terbuka saat Anderlecht menghadapi Standard Liege di laga super panas Liga Jupiler Belgia. Kakinya patah saat berduel dengan Axel Witsel. Pemain bertahan itu melakukan comeback sembilan bulan kemudian.

Rabu, 27 Juli 2016

Inilah Pemain Swedia Yang Pernah Membela Manchester United

Setelah mengumumkan resminya transfer striker Swedia, Zlatan Ibrahimovic dari klub ibukota Prancis,Paris Saint Germaint lini serang the red devils pun akan semakin tajam setelah diisi oleh nama nama macam Wayne Rooney, Anthoni Martial, dan youngster Manchester United yaitu Marcus Rashford. Namun tahukah anda hanya sedikit pemain dari Swedia yang pernah berseragam setan merah ?, mereka semua pun ada yang tampil bersinar dan ada yang tampil tidak memuaskan. Siapa sajakah pemain tersebut.

Berikut Pemain Swedia yang pernah membela Manchester United

1. Lars Jesper Blomqvist (1998-2001, 1 gol dalam 38 penampilan)


Manchester United membeli Jesper Blomqvist sebagai cadangan untuk Ryan Giggs pada tahun 1998 dari Parma (Italia) dengan harga £4.400.000. Dia banyak bermain untuk membantu United menjuarai Liga Inggris di musim 1999. Satu-satunya gol yang dia cetak untuk United terjadi saat United menang 4-1 dalam laga tandang melawan Everton.
Pemain kelahiran 5 Februari 1974 itu mendapat medali Piala FA pada tahun yang sama meskipun tidak diturunkan dalam laga final. Blomqvist termasuk pemain yang berlaga di final Liga Champions melawan Bayern Muenchen 1999. Dia hampir mencetak gol sebelum digantikan Teddy Sheringham, yang kemudian mencetak gol penyama kedudukan.
Karena cedera lutut serius, Blomqvist tidak bermain sepak bola di dua musim berikutnya, yang mengakibatkan Manchester United memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. (Selama cedera ini, ia melakukan pekerjaan media di MUTV. Dia diberi program acara masak sendiri bernama “Cooking With Jesper”).
Meski demikian, Ferguson membujuk manajer Everton Walter Smith untuk memberi kontrak jangka pendek kepada pemain timnas Swedia itu di Goodison Park, dari November 2001 hingga akhir musim. Blomqvist bermain di sayap bersama rekan senegaranya Niclas Alexandersson, dan mencetak gol pertamanya untuk Everton melawan Sunderland pada Januari 2002. Masih karena masalah cedera, dan datangnya manajer baru David Moyes, dia akhirnya meninggalkan Everton pada bulan Juni 2002.
Dia memiliki waktu trial di Middlesbrough, tapi tidak senang dengan situasi penanganan klub yang dia sebut “sedikit tidak profesional:. Dia kemudian bergabung dengan tim asuhan Alan Curbishley, Charlton Athletic, dengan status bebas transfer di mana dia hanya bermain tiga kali di liga.

2. Bojan Djordjic (1999-2004, 0 gol dalam 2 penampilan)


Lahir di Belgrade, Serbia, SFR Yugoslavia, Serbia 6 Februari 1982. Bojan Djordjic memulai karirnya di IF Brommapojkarna sebelum pindah ke Manchester United pada tahun 1999 sebagai pemain muda. Meskipun dianggap sebagai pemuda berbakat, ia hanya membuat dua penampilan untuk United. Tapi dia dianugerahi pelatih tim muda Jimmy Murphy sebagai Player of the Year Award di usia 18 tahun. Dia juga mencetak gol chip mengesankan saat melawan Celtic pada 15 Mei 2001, saat dia masuk sebagai pengganti Ryan Giggs di laga testimonial Tom Boyd yang dimenangi United 2-0 di Celtic Park.
Djordjic dipinjamkan ke Sheffield Wednesday, Aarhus GF dan Red Star Belgrade, di mana ia mencetak gol pertama seniornya melawan Odense BK di Piala UEFA 2003-04, sebelum pindah ke Rangers pada Januari 2005 dengan status bebas transfer. Pada tanggal 9 Januari 2005, ia membuat debut penuh melawan Celtic di Piala Skotlandia. Namun, cedera membuat karirnya di Ibrox meredup. Dia lalu pindah ke Plymouth Argyle pada pada akhir musim 2004-05.
Pada tanggal 19 Oktober 2007, kontrak Djordjic dihentikan atas kesepakatan bersama karena kurangnya kesempatan di tim pertama. Pada tanggal 13 November, secara resmi mengumumkan bahwa ia telah menandatangani kontrak dua tahun dengan klub Swedia AIK. Selama musim mentransfer 2009, Djordjic didekati Maccabi Haifa yang menawarinya kontrak, namun Djordjic menolak dan mengatakan bahwa ia ingin tinggal dengan klub yang dicintainya, AIK.
Pada tanggal 28 Juni, media melaporkan bahwa klub Hungaria Videoton telah membeli Djordjic dan Martin Mutumba. Satu tahun kemudian, ia dihentikan kontraknya yang akan berakhir 2013. Djordjic bergabung Blackpool pada kontrak dua tahun pada Juni 2011. Dia membatalkan kontraknya dengan Blackpool dengan kesepakatan bersama pada tanggal 9 Januari 2012. Pada tanggal 4 Februari, ia menandatangani perjanjian dengan Royal Antwerp dan kini bermain untuk Chennai, India.

3. Henrik Larsson (2007, 3 gol dalam 13 penampilan)


Henrik Larsson Edward MBE lahir 20 September 1971 adalah pemain sepak bola Swedia pensiun dan manajer saat Landskrona Bois. Dia adalah seorang striker yang utama adalah atribut kecepatan yang baik dan kemampuan untuk berbalik dan menembak di daerah ketat.
Larsson memulai karirnya dengan Högaborgs BK. Dia pindah ke Helsingborg, di mana ia adalah salah satu pemain kunci ketika mereka memenangkan promosi ke Allsvenskan pada tahun 1993. Larsson kemudian pindah ke Feyenoord selama empat tahun sebelum berangkat ke Celtic pada tahun 1997.
Dia memenangkan empat gelar liga dalam tujuh tahun dengan Celtic, mencetak 242 gol dalam 315 pertandingan kompetitif, sebelum pindah ke FC Barcelona pada tahun 2004, di mana ia memenangkan dua gelar liga dan Liga Champions tahun 2006. Setelah berakhirnya kontraknya di Barcelona, Larsson kembali ke klub kota kelahirannya Helsingborg, dan bergabung dengan Manchester United pada mantra pinjaman singkat antara Januari dan Maret 2007. Dia mengumumkan pensiun dari sepakbola pada tanggal 20 Oktober 2009.
Larsson bermain untuk Swedia di tiga Piala Dunia dan tiga Piala Eropa dan merupakan mantan kapten tim nasional. Larsson mengakhiri karir internasionalnya dengan 37 gol dalam 106 pertandingan. Larsson telah memainkan floorball kompetitif pada tahun 1989. Dia melanjutkan karirnya pada bulan November 2008.

4. Zlatan Ibrahimovic (2016-Present*, 0 gol dalam 0 penampilan)


Manchester United mengumumkan penandatanganan striker Swedia Zlatan Ibrahimovic. Striker 34 tahun itu membuat 180 penampilan untuk Paris Saint-Germain dan mencetak 156 gol sebelum berlabuh ke Old Trafford.
Ibrahimovic telah memenangkan kejuaraan di empat liga berbeda, setelah memulai karir profesionalnya dengan Malmo pada tahun 1999. Dia bermain 116 kali dan mencetak 62 gol untuk negaranya, sebelum mengumumkan pensiun dari sepak bola internasional bulan lalu.
Zlatan Ibrahimovic mengatakan:
“Saya benar-benar senang bisa bergabung dengan Manchester United dan saya melihat ke depan untuk bermain di Liga Premier.”
“Tak usah dikatakan bahwa saya tidak sabar untuk bekerja dengan Jose Mourinho sekali lagi. Dia adalah manajer yang fantastis dan saya siap untuk yang baru ini dan tantangan yang menarik.”
“Saya sangat menikmati karir saya sejauh ini dan memiliki beberapa kenangan indah. Saya sekarang siap untuk membuat kenangan khusus lainnya di Inggris.